Paus Fransiskus, sebagai kepala Gereja Katolik Sedunia, diharapkan akan mengunjungi Indonesia pada awal September 2024. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berharap kedatangan seterusnya dari Paus Fransiskus akan menarik wisatawan ke Jakarta dan menghidupkan kembali industri pariwisata. Potensi itu dianggap besar karena diperkirakan ada sekitar delapan juta orang Katolik di Indonesia.
Dimulai pada 2 September hingga 13 September 2024, Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan apostolik ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Indonesia akan menjadi negara pertama yang dikunjungi Paus, yang akan berlangsung dari 3 hingga 6 September.
Menurut pihaknya, misa akbar tersebut akan diselenggarakan di dua stadion: Stadion Utama GBK, yang dapat menampung 60 ribu orang, dan Stadion Madya, yang dapat menampung 26 ribu orang.
Selain itu, Thomas mengatakan bahwa Paus Fransiskus akan berkeliling Stadion Utama dan Stadion Madya saat dia tiba di GBK untuk menyapa jemaat yang hadir dalam misa akbar.
Setelah berjalan-jalan di sekitar ibadah, Thomas berbicara tentang agenda berikutnya: kegiatan ibadah dan berdoa bersama yang dipimpin oleh Paus Fransiskus.
Tidak perlu khawatir bagi umat Katolik yang tidak dapat menghadiri misa akbar di GBK karena panitia akan menyiarkan seluruh rangkaian ibadah melalui kanalnya secara online.
Selain itu, pihaknya meminta anggota jemaat untuk mengikuti kegiatan secara tertib dan mematuhi semua petunjuk yang diberikan penyelenggara.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia
Sebagai informasi, salah satu perjalanan apostolik Paus Fransiskus adalah ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura, yang berlangsung dari tanggal 2 hingga 13 September 2024.
Dikenal sebagai negara pertama Paus Fransiskus mengunjungi wilayah Asia Pasifik adalah Indonesia. Acara tersebut akan berlangsung di Indonesia dari tanggal 3 hingga 6 September 2024.
Setelah itu, dia akan melanjutkan perjalanannya dengan mengunjungi Port Moresby (Papua Nugini) dan Vanimo pada tanggal 6 hingga 9 September 2024. Kemudian dia akan pergi ke Dili (Timor Leste) pada tanggal 9 hingga 11 September 2024.
Selain itu, Paus Fransiskus akan mengunjungi Singapura dari tanggal 11 hingga 13 September 2024. Kunjungan ini akan mengikuti sejumlah agenda.
Dilaporkan bahwa Paus Fransiskus akan tiba di Indonesia pada tanggal 3 September 2024 siang. Dia dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka pada tanggal 4 September, dan kemudian menghadiri pertemuan agama di Masjid Istiqlal, Jakarta pada tanggal 5 September.
Di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), pertemuan berikutnya juga diadakan dengan penerima manfaat organisasi amal.
Profil Paus Fransiskus, Paus Pertama dari Amerika
Paus Fransiskus adalah Paus ke-266, kepala negara Vatikan, dan pemimpin Gereja Katolik. Dia dipilih sebagai Paus pada 13 Maret 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri, menurut Merdeka.
Nama asli Paus Fransiskus adalah Jorge Mario Bergoglio, dan dia lahir pada tanggal 17 Desember 1936 di Bueno Aires, Argentina. Ia menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires dari tahun 1998 hingga 2012.
Ia adalah anak pertama dari lima bersaudara dan memiliki gelar master dalam kimia dari Universitas Buenos Aires. Meskipun dia tahu banyak tentang kimia, ia memilih untuk bergabung dengan seminari di Villa Devoto.
Pada tahun 1958, dia bergabung dengan Society of Jesus dan mendapatkan gelar dalam filsafat dari Colegio Maximo San Jose di San Miguel, Borgolio. Dia juga belajar psikologi dan literatur di Colegio de la Inmaculada di Santa Fe, Buenos Aires.
Serta meraih gelar profesor setelah belajar teologi dan filsafat di Fakultas San Miguel. Dia juga sempat mengajar di seminari. Sejak tahun 1973, Paus Fransiskus bertugas di gereja.
Menurut BBC, Paus Fransiskus menjadi paus pertama yang berasal dari Amerika Latin. Dia juga menjadi paus pertama dari ordo Jesuit.
Selain itu, dia dikenal sebagai orang yang memasukkan ide-ide reformasi ke dalam komunitas gereja sebagai solusi untuk masalah kontemporer, salah satunya berkaitan dengan krisis iklim atau masalah lingkungan hidup.
Ketika Paus Fransiskus secara terbuka meminta maaf kepada para penyintas pelecehan seksual yang dilakukan oleh pendeta, ia juga menjadi perhatian publik global.
Selain itu, dia dikenal sebagai orang yang rendah hati dan hidup sederhana, dan dia sering mengkritik masalah perbedaan kelas sosial antara orang kaya dan miskin.