Celtic yang perkasa mengalahkan Slovan Bratislava di Celtic Park yang penuh sorak-sorai untuk memenangkan pertandingan pembuka Liga Champions mereka untuk pertama kalinya dengan gaya yang mengesankan.
Dalam kesempatan langka di mana mereka memulai pertandingan di kompetisi utama Eropa sebagai favorit, tim asuhan Brendan Rodgers menyajikan performa yang penuh semangat dan ketenangan.
Liam Scales menyundul tendangan sudut Arne Engels untuk membuat penonton bergemuruh pada menit ke-17, dan juara Skotlandia itu menciptakan sejumlah peluang lain sebelum jeda, meskipun gagal menambah gol.
Namun, Kyogo Furuhashi mengalihkan umpan silang keras Nicolas Kuhn ke gawang hanya dua menit setelah babak kedua dimulai, menghilangkan kegelisahan yang mungkin dirasakan para penggemar Celtic tentang kemungkinan penyia-nyiaan peluang yang akan kembali menghantui mereka.
Beberapa peluang lainnya tercipta, hingga akhirnya Arne Engels yang tampil luar biasa mencetak gol ketiga dari titik penalti setelah Alistair Johnston dijatuhkan oleh Danylo Ihnatenko.
Gol indah Kevin Wimmer dengan kaki kirinya sempat meredam suasana pesta ketika Slovan membalas, namun keadaan segera kembali seperti semula.
Reo Hatate memberikan assist kepada Daizen Maeda untuk mengembalikan keunggulan tiga gol Celtic, sebelum James Forrest menyodorkan bola kepada sesama pemain pengganti Adam Idah untuk menutup kemenangan yang sangat dibutuhkan dan meningkatkan moral.
Susunan Pemain Celtic vs Slovan
1. Celtic (4-3-3)
Penjaga Gawang: K. Schmeichel
Pemain Belakang: A. Johnston, C. Carter-Vickers, L. Scales, G. Taylor
Pemain Tengah: A. Engels, C. McGregor, R. Hatate
Pemain Depan: N. Kuhn, K. Furuhashi, D. Maeda
Pelatih: B. Rodgers
2. Slovan Bratislava (4-2-3-1)
Penjaga Gawang: D. Takac
Pemain Belakang: K. Wimmer, K. Bajric, G. Kashia, C. Blackman
Pemain Tengah: D. Inhatenko, J. Kucka
Gelandang: V. Weiss, M. Tolic, T. Barseghyan
Penyerang: D. Strelec
Pelatih: V. Weiss
Celtic yang Tangguh Bangkit di Tengah Tekanan Sebagai Favorit
Cerita Celtic di Liga Champions selama dekade terakhir terasa familiar, dengan benteng tangguh Glasgow yang dulu melegenda kini menjadi kenangan yang jauh, digantikan dengan kisah-kisah tentang pertahanan yang rapuh dan serangkaian kekalahan menyakitkan.
Peran Brendan Rodgers dalam hal ini – meskipun dominasi domestik berlanjut – juga mendapat sorotan, karena pelatih asal Irlandia Utara itu hanya berhasil meraih dua kemenangan sebagai pelatih Celtic dalam 18 pertandingan Liga Champions sebelumnya.
Di sini, mereka dihadapkan pada peluang besar untuk memenangkan pertandingan pembuka mereka pada percobaan ke-13, melawan tim Slovan yang memiliki sumber daya lebih terbatas dan melakukan penampilan pertamanya di level ini.
Rodgers sendiri mengatakan bahwa ini adalah perasaan terbaik yang pernah ia rasakan menjelang kampanye Eropa, setelah jendela transfer musim panas yang kuat dan awal yang solid di musim domestik.
Ada tekanan bagi Celtic untuk memberikan kesan, dan mereka menjawabnya dengan penampilan apik yang terlalu kuat bagi juara Slovakia tersebut.
Pemain termahal mereka, Arne Engels, sangat berpengaruh ketika Celtic bermain dengan tujuan dan kecepatan, serta menekan lawan setiap kali kehilangan bola.
Engels, Kyogo, dan Maeda semuanya bisa saja mencetak hat-trick, menunjukkan dominasi Celtic yang berkali-kali berhasil mengalirkan bola dengan rapi melalui lini tengah dan sisi pertahanan Bratislava yang rapuh.
Dengan laga tandang ke Borussia Dortmund dan Atalanta, serta pertandingan kandang melawan RB Leipzig, tantangan yang akan datang tentu akan semakin berat.
Namun, performa ini telah kembali menyalakan semangat Eropa di Celtic Park dan memberikan mereka pijakan yang baik untuk memperjuangkan tempat di babak play-off dalam format yang telah direvitalisasi ini, di mana posisi di 24 besar akan memperpanjang perjalanan mereka.
Slovan Menghadapi Tantangan yang Sulit
Dalam debut mereka di Liga Champions, ini menjadi pelajaran berat bagi Slovan.
Tim asuhan Vladimir Weiss mengalami apa yang selama ini dialami Celtic dari tim-tim yang lebih superior, ketika mereka kesulitan mengimbangi intensitas lawan, baik dengan maupun tanpa bola.
Mereka memiliki momen-momen tertentu, terutama ketika mantan gelandang Tottenham, Kevin Wimmer, memanfaatkan kesalahan clearance Greg Taylor untuk dengan tenang mengarahkan bola ke sudut atas gawang Kasper Schmeichel.
Vladimir Weiss, yang menjadi tokoh antagonis malam itu karena merupakan mantan pemain Rangers, juga memiliki peluang emas untuk menyamakan skor di babak pertama, namun seperti kebanyakan momen Slovan dalam pertandingan ini, ia terlalu lama mengambil keputusan hingga akhirnya tembakannya berhasil diblok.
Secara keseluruhan, mereka terlihat jauh dari level yang dibutuhkan dan akan menghadapi kesulitan untuk meraih poin.