Setelah kehilangan Syamsuddin Batola, salah satu pemain terbaik sepak bola Indonesia, dunia sepak bola kembali berduka. Legenda sepak bola PSM Makassar ini juga meninggal dunia dalam kecelakaan bus pada Kamis (12/12/2024) pagi di Tol Probolinggo. Dalam perjalanan menuju acara Liga 4 Asprov PSSI Jawa Timur, pria yang saat ini menjabat sebagai pelatih utama tim Persewangi Banyuwangi meninggal dunia. Syamsuddin meninggal dunia, dan dua anggota tim lainnya mengalami luka parah.
Syamsuddin Batola, baik sebagai pemain maupun pelatih, adalah tokoh penting dalam sejarah sepak bola nasional. Ketika dia bermain di lapangan hijau selama waktu yang lama, dia telah mencapai banyak hal, salah satunya adalah membantu PSM Makassar memenangkan Divisi Utama Liga Indonesia pada musim 1999-2000.
Dia telah menyelesaikan perjalanannya di dunia sepak bola, meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga besar sepak bola Indonesia. Profil lengkap Syamsuddin Batola serta kronologi kecelakaan yang menghancurkan dunia olahraga nasional disajikan di sini.
Perjalanan Karier Syamsudin Batola
Syamsuddin Batola lahir pada 4 Juli 1967 di Maros, Sulawesi Selatan. Dia bermain sepak bola pertama kali di Diklat PPLP Sulawesi Selatan pada tahun 1982. Pada tahun 1984, dia melanjutkan ke Diklat Ragunan di Jakarta.
Syamsuddin masih sangat muda ketika dia bergabung dengan tim pelajar Indonesia yang menang di Piala Asia 1984 di New Delhi. Ia terkenal sebagai bek tengah tangguh di liga profesional dan bermain untuk klub besar seperti Pelita Jaya, PKT Bontang, dan PSM Makassar. Saat membawa PSM Makassar juara Liga Indonesia musim 1999-2000, dia mencapai puncak kariernya.
Setelah pensiun, ia terus melatih. Dia pernah menjadi direktur Teknik Akademi PSM dan pelatih kepala Persewangi Banyuwangi. Syamsuddin menjadi panutan bagi banyak pemain muda Indonesia karena komitmennya terhadap pengembangan pemain muda dan dedikasinya terhadap sepak bola.
Syamsuddin adalah pemain yang terkenal karena kepemimpinannya di lapangan, terutama ketika bermain untuk PSM Makassar. Memenangkan Divisi Utama Liga Indonesia membawa tim ke puncak kejayaan. Selain karirnya sebagai pemain, ia terus berkontribusi sebagai pelatih.
Ia adalah pelatih tim Persim Maros, SSB Maros, dan Akademi PSM. Tim-tim ini berprestasi berkat dedikasinya, dan dia juga menghasilkan pemain muda berbakat yang kemudian menjadi pilar di berbagai klub besar di Indonesia.
Sebagai pelatih yang tegas namun penuh perhatian, Syamsuddin dihormati di dunia sepak bola.
Detik-Detik Kecelakaan Bus Persewangi Banyuwangi
Kecelakaan tragis ini terjadi di Kilometer 842/200 Tol Pasuruan-Probolinggo pada Kamis pagi, sekitar pukul 05.30 WIB. Diduga karena sopir mengantuk, minibus yang membawa rombongan Persewangi Banyuwangi kehilangan kendali. Kendaraan tersebut menabrak bus di depannya, menyebabkan banyak kerusakan.
Orang yang berada di dalam kendaraan tersebut, Syamsuddin Batola, meninggal di tempat karena luka parah. Sementara itu, sopir kendaraan dan sekretaris klub, Ari Mustofa, mengalami cedera parah dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Dalam perjalanan menuju Pertemuan Koordinasi Pertandingan Liga 4 Asprov PSSI Jawa Timur, peristiwa ini terjadi.
Korban segera dievakuasi oleh tim medis dan polisi, yang mengamankan lokasi untuk penyelidikan lebih lanjut.
Komunitas sepak bola menyambut baik berita kepergian Syamsuddin Batola. Klub-klub besar seperti PSM Makassar dan Persewangi Banyuwangi, serta pemain yang pernah bermain untuknya, menyampaikan belasungkawa yang mendalam. Berbagai pihak, termasuk penggemar dan kolega, mengirimkan ucapan duka di media sosial.
Dunia sepak bola kehilangan individu penting yang berkontribusi pada kemajuan sepak bola di lapangan dan di luar lapangan, dengan mencurahkan waktu dan energi untuk melatih dan membina generasi muda.
Polisi sedang menyelidiki penyebab pasti kecelakaan, meskipun dugaan awal adalah bahwa sopir kelelahan sehingga kehilangan fokus. Selain itu, kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan telah diamankan sebagai barang bukti, dan rekaman CCTV sedang dipelajari untuk memperjelas alur kejadian.
Polisi juga mengingatkan betapa pentingnya mengawasi kondisi fisik pengemudi selama perjalanan panjang untuk mencegah insiden serupa.